Vina Panduwinata | |
---|---|
Latar belakang | |||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lahir | 6 Agustus 1959 Bogor, Jawa Barat, | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Pekerjaan | Penyanyi | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Tahun aktif | 1978 - Sekarang | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Perusahaan rekaman | Jaksons Record Harpa Records Musica Studios | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Pasangan | Boy Haryanto Joedo Soembono | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Anak | Joedo Harvianto Kartiko | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Orang tua | R. Panduwinata (ayah) dan Albertine Supit (ibu) |
Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata (lahir di Bogor, Jawa Barat, 6 Agustus 1959; umur 51 tahun; lebih dikenal dengan nama Vina Panduwinata) adalah salah satu diva musik pop Indonesia. Lagunya yang terkenal adalah Burung Camar.
Biografi
Karier
Vina dibesarkan dalam keluarga pecinta musik. Bakat menyanyi Vina menurun dari sang ibu yang berdarah Ambon - Manado, Albertine Supit. Sejak kecil Vina seringkali berpindah-pindah negara mengikuti tugas ayahnya, R Panduwinata, sebagai diplomat. Masa sekolah dasar Vina habiskan di Bogor dan New Delhi, India. SMP dia habiskan di Bogor dan Wassenaar, Belanda. Saat memasuki sekolah menengah atas, Vina pindah ke Jerman Barat. Di sana, anak kedelapan dari 10 bersaudara ini sempat belajar selama empat tahun di Sekolah Musik Yamaha. Vina pun pernah membuat rekaman single di perusahaan rekaman RCA Hamburg, Jerman, yaitu Java dan Single Bar (1978) dan Sorry Sorry dan Touch Me (1979).
Pada tahun 1981, wanita berdarah Sunda-Manado-Ambon ini kembali ke Indonesia dan bertemu dengan musisi Mogi Darusman yang tertarik dengan karakter vokal Vina dan mengenalkannya pada berbagai perusahaan rekaman. Akhirnya Jackson Records yang tertarik membuatkan album untuk Vina. Album perdananya di bawah Jackson Records bertajuk Citra Biru (1981). Album yang memuat lagu "Citra Biru" itu memperkenalkan nama Vina di belantika musik Tanah Air.
Album kedua dirilis setahun kemudian bertajuk Citra Pesona (1982) melibatkan pencipta lagu seperti Dodo Zakaria, James F Sundah, plus penata musik Addie M.S. Album yang mulai melambungkan nama Vina itu berisi lagu antara lain "September Ceria", "Dunia yang Kudamba", "Resah", dan "Kasmaran". Album ketiga Citra Ceria (1984) pun berhasil merengkuh simpati dengan lagu "Di Dadaku Ada Kamu", "Duniaku Tersenyum", dan "Di antara Kita". Lewat albumnya Burung Camar (1985), namanya semakin mencuat. Lagunya dengan judul yang sama dalam album tersebut menjadi icon dirinya, dengan sebutan 'Vina si Burung Camar'.
Di luar album, Vina berjaya di ajang festival. Tiga kali berturutan ia mendapat gelar penyanyi berpenampilan terbaik pada Festival Lagu Populer Nasional. Tahun 1983 ia menang lewat lagu "Salamku Untuknya" ciptaan Adji Soetama dan Irianti Erningpradja. Kemudian "Aku Melangkah Lagi" (Santoso Gondowidjojo, 1984), serta "Burung Camar" (Aryono Huboyo Djati dan Iwan Abdulrachman, 1985).
Tahun 1987 Vina tetap prima lewat album Cium Pipiku yang memuat lagu populer seperti "Cium Pipiku", "Surat Cinta", "Biru", dan "Logika". Era 1990-an, Vina tetap populer lewat lagu seperti "Rasa Sayang Itu Ada" pada 1991. Tahun 1992 keluar single "Mutiara yang Hilang" yang pernah dipopulerkan Ernie Djohan pada akhir 1960-an. Vina juga berduet dengan Broery Pesulima lewat lagu "Bahasa Cinta". Vina juga memopulerkan lagu ciptaan Loka M Prawiro, "Aku Makin Cinta". Bahkan lagu tersebut menjadi jingle iklan sebuah merek sabun colek.
Setelah malang melintang di dunia musik tanah air selama 25 tahun dan menelurkan belasan album, Vina menggelar Konser Tunggal bertajuk pada 18 Februari 2006. Dalam konser yang juga dihadiri pesohor seperti Guruh Soekarnoputra, maestro Idris Sardi, Titiek Puspa dan diva Malaysia, Sheila Majid, Vina membawakan 23 lagu selama 3 jam pergelaran. Dalam konser yang didukung oleh konduktor piawai, Addie M.S., hampir semua pencipta lagu-lagu Vina berkumpul. Di antaranya Oddie Agam, Randy Anwar, Aminoto Kosim, James F Sundah, Deddy Dhukun, Adjie Soetama, dan Fariz RM. Setelah sukses menggelar konser tunggal, Vina kembali mengeluarkan album The Best berisi lagu-lagu hit dari 1981-2006. Dalam album ini, Vina memilih lagu berjudul "Sejujurnya", sebagai single albumnya.
Perjalanan panjang bermusik Vina menjadi lengkap saat Anugerah Musik Indonesia (AMI) memberi penghargaan Lifetime Achievement 2006. Vina mendapatkan penghargaan tersebut atas dedikasi dan prestasinya sepanjang hidupnya yang diperuntukan bagi musik. Selain itu, saat ini Vina aktif sebagai juri di Indonesia's Got Talent di Indosiar.
Kehidupan pribadi
Vina menikah dengan Boy Haryanto Joedo Soembono pada tanggal 26 November 1989. Pernikahan ini dikaruniai seorang anak, Joedo Harvianto Kartiko (Vito).
Discografi
1. Java dan Single Bar 1978
2. Sorry Sorry dan Touch Me 1979
3. Citra Biru - 1980
4. Citra Pesona - 1982
5. Citra Ceria - 1984
6. Cinta - 1986
7. Cium Pipiku - 1987
8. WOW - 1989
9. Rasa Sayang Itu Ada - 1991
10. Vina 2000 - 2000
14. Kekuatan Cinta - 2011
Album Single & Duet
- Single Karena Kasihmu 2010
- Vina Terbaik 1981- 2006 Sejujurnya
- Rindu
- Mungkinkah
- Sesungguhnya
- Kembalilah Waktu (With Mus Mujiono)
- Bahasa Cinta - 1987 - (Duet dengan Broery Pesulima)
- I NeedSomeone (Duet dengan Broery Pesulima)
- Untuk Apa Lagi (Duet dengan Broery Pesulima)
- Kasih (Duet dengan Broery Pesulima)
- RUMPIES 1989
- Nurlela
- Kalau Kau
- Nggak Jelas
- Cinta Indonesia
- Cinta, Cinta, Cinta (With Adjie Soetama)
- Mutiara Yang Hilang
- Senyum Untuk Tuhan (With Kariza)
- Peluk Cium Untukku (With Sam Bimbo)
- Ilusi Rumah Kayu (With Gloya Gladi)
- Jangan Biarkan (With Agus Wisman)
- Kisah Insani (With Chrisye)
- Percayalah (With Iwan Fals & Jockie)
- Lalu Kamana (With Dodo Zakaria)
- Tamu Istimewa (With Oddie Agam)
- He Drinks Tequila (With Tantowi Yahya)
- Bersama Dalam Cinta (With Forum)
- Kita Adalah Satu (With Bimbo & Friend)
- Perdamaian (With Suara Persaudaran)
- Anak - Anak Terang (With Suara Persaudaraan)
- Kita Untuk Mereka (With Indonesia Voice)
Single Festival
- Bisikan Malam (Festival Lagu Populer Indonesia 1982)
- Suara Hati Yang Damai (Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors 1982)
- Sapa Pertiwi (Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors 1982)
- Salamku Untuknya (Festival Lagu Populer Indonesia 1983)
- Alam Asa (Festival Lagu Asean 1983)
- Aku Melangkah Lagi (Festival Lagu Populer Indonesia 1984)
- Tuhan Ternyata Ada (Festival Lagu Populer Indonesia 1984)
- Burung Camar (Festival Lagu Populer Indonesia 1985)
- Satu Dalam Nada Cinta (Festival Lagu Populer Indonesia 1985)
- Lukisan Negeriku (Festival Lagu Pembangunan 1987)
- Begitulah Cinta - Duet Harvey Malaihollo (Festival Lagu Populer Indonesia 1988)
- Dilema (Festival Lagu Populer Indonesia 1988)
Artis Populer "Vina Panduwinata" Si Burung Camar
Pers mengelarinya Si Burung Camar. Vina Panduwinata, artis yang bahagia menikmati keibuannya, itu memang menjadi ikon penyanyi pop era 1980-an. Laksana Burung Camar yang indah (putih) dan lincah terbang bebas di udara, Vina menjadi inspirasi bagi perempuan kala itu. Setelah menjadi ibu, dia pun bangga dengan karir Ibu Rumah Tangga sekaligus penyanyi. Penyanyi bernama lengkap Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata, kelahiran Bogor, 6 Agustus 1959, itu setelah menikah dengan Boy Haryanto Joedo Soembono pada 26 November 1989 dan dikaruniai seorang putra, Joedo Harvianto Kartiko atau Vito, tetap menjadi dirinya sendiri: Seorang penyanyi sekaligus seorang ibu.
Dia seorang artis yang patut ditimba keteladannannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus artis penyanyi (profesional). Baginya, ibu rumah tangga itu suatu karir yang sangat istimewa dan tidak pernah ada berhentinya. Dia seorang ibu yang konsentrasi penuh untuk melahirkan dan mengasuh anaknya. Dia menyusui anaknya sampai umur tiga tahun. Dia bawa anaknya ke mana pun pergi. Dia tidak merasa repot atau menjadi beban. Bahkan Vina mengaku betapa nikmatnya punya anak. Dia nikmati benar sebagai ibu dan isteri.
Dia mempunyai cara pandang berbeda dari banyak artis dan wanita karir pada umumnya. Vina tidak sependapat dengan perempuan yang mengeluh menyatakan bahwa dia cuma ibu rumah tangga, dan ingin berkarier. Bagi Vina karir ibu sebagai ibu rumah tangga itu mulia. Masalahnya, katanya, bagaimana orang menata diri menjadi ibu rumah tangga yang baik dan menjadi ibu rumah tangga yang profesional juga.
Dia seorang artis yang patut ditimba keteladannannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus artis penyanyi (profesional). Baginya, ibu rumah tangga itu suatu karir yang sangat istimewa dan tidak pernah ada berhentinya. Dia seorang ibu yang konsentrasi penuh untuk melahirkan dan mengasuh anaknya. Dia menyusui anaknya sampai umur tiga tahun. Dia bawa anaknya ke mana pun pergi. Dia tidak merasa repot atau menjadi beban. Bahkan Vina mengaku betapa nikmatnya punya anak. Dia nikmati benar sebagai ibu dan isteri.
Dia mempunyai cara pandang berbeda dari banyak artis dan wanita karir pada umumnya. Vina tidak sependapat dengan perempuan yang mengeluh menyatakan bahwa dia cuma ibu rumah tangga, dan ingin berkarier. Bagi Vina karir ibu sebagai ibu rumah tangga itu mulia. Masalahnya, katanya, bagaimana orang menata diri menjadi ibu rumah tangga yang baik dan menjadi ibu rumah tangga yang profesional juga.
Awalnya, ketika Vina Panduwinata membawakan lagu Burung Camar, 1985
Itu dulu Mas Koes (Hendratmo) yang menyebutnya waktu final Festival Lagu Populer Nasional (1985). Ya, aku terima saja. Kayaknya catchy.
Kalau jadi burung ingin jadi burung apa?
Hah! Dari dulu aku tak pernah merasa menjadi burung. Tapi kalau burung, aku ingin jadi burung camar saja. Soalnya bulunya putih, bagus, dan bebas terbang di alam luas. Pernah ada anekdot yang mengatakan Vina Panduwinata menjalani operasi. Pasalnya, di dalam dada penyanyi itu ada kuping dan kumis. Anekdot itu muncul ketika lagu ”Di Dadaku Ada Kamu” yang dibawakan Vina tengah populer pada tahun 1984. Lagu ciptaan Dodo Zakaria itu setiap hari terdengar di radio. Era 1980-an memang eranya Vina. Sampai hari ini nama dan lagu-lagu Vina terus hidup.
Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata
Pada 18 Februari 2006 akan menggelar konser tunggal di Jakarta Convention Center. Konser bertajuk ”Viva Vina” itu menandai 25 tahun perjalanan karier penyanyi kelahiran Bogor, 6 Agustus 1959, itu.”Ini anugerah yang indah. Selama 25 tahun, baru kali ini aku tampil di konser tunggal yang besar,” ujar Vina yang ditemui di tengah kesibukan menyiapkan konser yang digelar IP Entertainment dan radio Cosmopolitan FM itu.
Masih kuat tampil dua jam penuh?
”Lho, malah ada yang tanya kok cuma dua jam,” kata Vina yang mengaku akan lupa segalanya jika sudah memegang mikrofon. Vina memang tahan dalam urusan nyanyi. Pada penampilan dalam format kecil, dia biasa membawakan sekitar 30 sampai 40 lagu. Suatu kali pada tahun 2001, di News Cafe, Kemang, Jakarta Selatan, Vina tampil selama hampir tiga jam tanpa henti hingga menjelang pukul 02.00 dini hari. Bernyanyi baginya bukan beban, bukan pekerjaan, tapi hobi.”Nyanyi itu suatu kenikmatan. Aku jadi penyanyi karena aku ingin pekerjaan itu diisi dengan kenikmatan batin. Kalau lagi show ada orang minta lagu, tapi tidak bisa aku penuhi karena waktunya habis, aku jadi sedih lho.”
Ikon
Vina menjadi ikon pop era 1980-an. Ia menjadi inspirasi dan acuan penyanyi perempuan di masa itu. Banyak penyanyi muda yang ingin menjadi seperti Vina. Mereka bernyanyi dengan gaya vokal yang di-”vina-vina”-kan. Termasuk gaya serak-serak manja, plus selingan desah mesra. Penyanyi Malaysia Sheila Majid menyebut Vina sebagai salah seorang penyanyi idolanya.”Aku ingat masa-masa seperti itu. Kaki aku kan X. Kalau berdiri, kaki kanan dan kaki kiri aku tidak begitu rapat. Eh, aku lihat di TV ada penyanyi yang kakinya tidak X, tapi dia lebarin kaki supaya ngebentuk X seperti Vina.”
Bagaimana Anda melihat popularitas dulu itu?
”Adalah suatu kebahagiaan bila kita bisa mewariskan sesuatu. Setidaknya bisa menyenangkan orang sampai mereka mengikuti aku. Dari cara berdiri, gaya rambut, aksesori aku yang segede gentong itu ditiru. Aku bersyukur bisa memberi kebahagiaan pada banyak orang. Itu nikmat sekali. Baru sekarang aku rasakan. Dulu aku tidak merasakan hal itu.
”Adalah suatu kebahagiaan bila kita bisa mewariskan sesuatu. Setidaknya bisa menyenangkan orang sampai mereka mengikuti aku. Dari cara berdiri, gaya rambut, aksesori aku yang segede gentong itu ditiru. Aku bersyukur bisa memberi kebahagiaan pada banyak orang. Itu nikmat sekali. Baru sekarang aku rasakan. Dulu aku tidak merasakan hal itu.
Centil
Vina dikenal dengan gaya centilnya. Kecentilan itu tidak saja pada gaya fisik, wicara, tapi juga pada vokal. Dodo Zakaria mengaku terinspirasi oleh kecentilan Vina saat menulis lagu Di Dadaku Ada Kamu. Menurut Dodo, Vina memang pas membawakan lagu lincah dan centil. Kecentilan itu ternyata bisa dikomersialkan."Dari kecil aku centil, tuturnya." Dulu sampai umur 16 tahun rambut aku pendek. Ibu aku inginnya berambut pendek. Aku suka berdiri di depan cermin. Aku bayangkan, aduh kalau rambut ini panjang aku pasti cantik. Tapi, selalu saja rambut aku pendek. Selain itu aku ini anak perempuan paling kecil dan dari dulu suka nyanyi. (Vina adalah anak ke delapan dari 10 bersaudara pasangan R Panduwinata dan Albertine Supit). Aku dimanja oleh kakak-kakak. Jadi, genit dan centilnya itu didukung ha-ha-ha....
Sindroma
”Aku tidak ingin membentuk dunia kaca karena kalau pecah aku akan kedinginan,” kata Vina menyikapi popularitas yang kadang menjebak artis untuk merasa terus menjadi raja. Sebelum populer di Indonesia, Vina pernah membuat rekaman single di perusahaan rekaman RCA Hamburg, Jerman. Ia memang ikut orangtuanya, R Panduwinata, diplomat yang pernah bertugas di Jerman pada tahun 1975-1979.Tahun 1981 ia kembali ke Indonesia. Ia membuat album pertama, Citra Biru, di Jackson Records. Album yang memuat lagu Citra Biru itu memperkenalkan nama Vina di belantika musik Tanah Air.
Pada album kedua, Citra Pesona, terbitan 1982, nama Vina mencuat. Album itu antara lain berisi lagu September Ceria, Dunia yang Kudamba, Resah, dan Kasmaran. Album melibatkan pencipta lagu seperti Dodo Zakaria, James F Sundah, plus penata musik Addie MS. Addie pula yang akan menggarap musik konser ”Viva Vina”. Vina makin merajalela lewat album ketiga, Citra Ceria (1984), yang memuat lagu Di Dadaku Ada Kamu, Duniaku Tersenyum, Di antara Kita.
Di luar album, Vina berjaya di ajang festival. Tiga kali berturutan ia mendapat gelar penyanyi berpenampilan terbaik pada Festival Lagu Populer Nasional. Tahun 1983 ia menang lewat lagu Salamku Untuknya ciptaan Adji Soetama dan Irianti Erningpradja. Kemudian Aku Melangkah Lagi (Santoso Gondowidjojo, 1984), serta Burung Camar (Aryono Huboyo Djati dan Iwan Abdulrachman, 1985).
Pada album kedua, Citra Pesona, terbitan 1982, nama Vina mencuat. Album itu antara lain berisi lagu September Ceria, Dunia yang Kudamba, Resah, dan Kasmaran. Album melibatkan pencipta lagu seperti Dodo Zakaria, James F Sundah, plus penata musik Addie MS. Addie pula yang akan menggarap musik konser ”Viva Vina”. Vina makin merajalela lewat album ketiga, Citra Ceria (1984), yang memuat lagu Di Dadaku Ada Kamu, Duniaku Tersenyum, Di antara Kita.
Di luar album, Vina berjaya di ajang festival. Tiga kali berturutan ia mendapat gelar penyanyi berpenampilan terbaik pada Festival Lagu Populer Nasional. Tahun 1983 ia menang lewat lagu Salamku Untuknya ciptaan Adji Soetama dan Irianti Erningpradja. Kemudian Aku Melangkah Lagi (Santoso Gondowidjojo, 1984), serta Burung Camar (Aryono Huboyo Djati dan Iwan Abdulrachman, 1985).
Tahun 1987 Vina tetap prima lewat album Cium Pipiku yang memuat lagu populer seperti Cium Pipiku, Surat Cinta, Biru, dan Logika.
Sabun
Era 1990-an, Vina tetap populer lewat lagu seperti Rasa Sayang Itu Ada pada 1991. Tahun 1992 keluar single Mutiara yang Hilang yang pernah dipopulerkan Ernie Djohan pada akhir 1960-an. Vina juga berduet dengan Broery Pesulima lewat lagu Bahasa Cinta.
Tahun 1995 ia memopulerkan lagu Aku Makin Cinta ciptaan Loka M Prawiro. Lagu tersebut kini dilantunkan Vina sebagai lagu iklan produk sabun colek. Liriknya pun diubah: Ternyata aku makin cinta, cinta sama kamu.... Kata ”kamu” dalam iklan diganti merek sabun.
Ibu
Vina menikah dengan Boy Haryanto Joedo Soembono pada 26 November 1989. Mereka mempunyai seorang putra, Joedo Harvianto Kartiko atau Vito yang kini berumur 15 tahun. Setelah berumah tangga Vina tetap menyanyi.Vina pun menjelaskan, 'perkawinan' pertamanya dengan Addie MS dilakukan ketika dirinya melepaskan album Dia, kurang lebih 20 tahun lalu. "Saat itu, Addie sudah memberikan sentuhan orkestrasi pada albumku itu. Nah, sekarang kami ketemu lagi. Nggak terasa sudah 20 tahun berlalu," jelasnya.Yang pasti, ketekunan Vina di dunia tarik suara memang sudah teruji. Bahkan, dirinya mengaku tidak bisa berpaling dari dunia menyanyi. "Pernah coba-coba bertani cabai, tetapi gagal. Nah, setelah itu saya percaya kalau Tuhan sudah memberi kita jalan masing-masing. Saya yang dikaruniai suara lumayan, ya cocoknya jadi penyanyi saja, jangan merambah ke dunia lain yang barangkali milik orang lain," katanya.
"VIVA VINA" : Pre-Concert
Dua puluh lima tahun bukanlah sebuah rentang waktu yang pendek, terutama bagi artis (penyanyi), untuk dapat tetap eksis di dunia musik. Dan untuk tetap eksis, biasanya upaya yang dilakukan tentunya disamping harus ‘rajin’ mengeluarkan album juga melakukan konser untuk umum. Tapi, penyanyi yang satu ini memang unik. Dia hingga saat ini masih eksis di dunia musik Indonesia terbukti dengan masih seringnya tampil di televisi maupun permintaan manggung di mana-mana. Akan tetapi selama 25 tahun perjalanan karirnya, belum sekalipun dia melakukan konser tunggal untuk umum yang besar dan megah (kecuali di televisi dan café yang menampilkannya secara khusus) yang dapat dilihat oleh ribuan penggemarnya. Bukannya karena dia tidak mau tampil dalam konser tunggal, tapi kesempatan itu memang belum datang walaupun niat tersebut sudah tercetus sejak lama. Dan Insya Allah, 18 Februari ’06 mendatang, dengan arahan Addie MS sebagai pengarah musik, Vina Panduwinata akan tampil di Plenary Hall – JCC dalam sebuah konser berjudul VIVA VINA.
“Sebetulnya tawaran untuk konser tunggal sudah pernah diajukan beberapa kali kepada saya,” kata Vina sewaktu ditanya wartawan dalam acara media conference di Zoom Café 30 Januari lalu. “Tetapi saya tidak bersedia jika bukan Addie MS yang ‘mengiringi’ saya.”
Vina menjelaskan bahwa alasan untuk diiringi Addie MS, bukanlah mengada-ada. “Addie MS adalah kekasih hati saya dalam bermusik yang sejak album kedua yaitu 'Citra Pesona', mulai terlibat sebagai arranger yang kemudian berlanjut hingga beberapa album berikutnya yang juga bertindak sebagai producer.”
Jadi dilihat dari sejarahnya, sungguh layak jika Vina ingin Addie MS terlibat dalam konser tunggalnya. Dan karena berbagai alasan, diantaranya karena Addie MS telah menekuni musik simfonik dengan Twilite Orchestra-nya, maka baru tanggal 18 Februari mendatang konser Insya Allah dapat dilaksanakan.
Mengenang saat pertamakali menangani album Vina “Citra Pesona” yang rekamannya dilakukan di Studio Jackson Record, dimana salah satu lagunya berjudulitu?” Tapi tampaknya Addie MS tidak kehilangan akal supaya keinginannya terkabul. Dengan honornya yang didapat dalam menangani album tersebut, Addie menggunakan semua itu untuk rekaman di Manila. “Jadi, sebetulnya sama saja dengan aku nggak dibayar kan?.” Saat album tersebut beredar di pasaran, maka sejarah musik pop Indonesia mencatat bahwa itulah album pop Indonesia pertama yang melibatkan orkestra dan ternyata berhasil dipasaran.
Pertemuan untuk membicarakan kemungkinan untuk mengadakan konser tunggal dilaksanakan sejak menjelang bulan Ramadhan tahun lalu, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan di berbagai tempat termasuk di kantor Twilite Orchestra untuk memilih lagu-lagu yang akan dinyanyikan di konser tersebut. Pemilihan lagu-lagu tersebut ternyata sungguh tidak mudah bagi Addie MS dan Vina.
Disamping jumlahnya yang sekitar 130 lagu dan semuanya enak didengar, juga banyak sekali lagu-lagu yang sepertinya ‘harus’ dinyanyikan. Akhirnya terpilih 36 lagu, yang kemudian oleh pihak IP Entertainment, Rama Soeprapto sebagai creative director dan Inet Leimena sebagai show director, yang tentunya dengan persetujuan Vina dan Addie MS, dipilih kembali hingga berkurang menjadi 23 lagu.
Disamping jumlahnya yang sekitar 130 lagu dan semuanya enak didengar, juga banyak sekali lagu-lagu yang sepertinya ‘harus’ dinyanyikan. Akhirnya terpilih 36 lagu, yang kemudian oleh pihak IP Entertainment, Rama Soeprapto sebagai creative director dan Inet Leimena sebagai show director, yang tentunya dengan persetujuan Vina dan Addie MS, dipilih kembali hingga berkurang menjadi 23 lagu.
Untuk konser tersebut, aransemen dan orkestrasinya lagu-lagunya ditulis ulang (walaupun tidak berbeda nuansa dari aransemen orkestrasi asli), tetapi paling tidak orkestrasi ditulis lebih simfonik sesuai dengan jumlah musisi orkestra yang akan mengiringi Vina yaitu 57 musisi. Addie MS mengaransemen dan menulis orkestrasi 11 lagu, Aminoto Kosin 6 lagu, Singgih Sanjaya 4 lagu, Widya Kristianti dan Glenn Dauna masing-masing 1 lagu.
Latihan awal dengan rhythm section yang dipimpin oleh Aminoto Kosin dilakukan di i Studio Permata Hijau selama 4 hari sebelum rhythm section bergabung dengan orkestra. Hal tersebut perlu dilakukan karena ada beberapa lagu yang hanya diiringi oleh rhythm section “September Ceria” menjadi hit saat itu, Addie MS mengenang bahwa boleh dibilang untuk album tersebut dia tidak dibayar. “Di album itu aku ingin pakai orkestra tapi di Manila dan waktu aku bilang ke pak Jackson dia bilang duit dari mana untuk bayar saja. Sedangkan latihan bersama orkestra mulai dilaksanakan di Rossi Musik sejak 13 Februari yang akan berakhir pada 16 Februari. Setelah itu, 17 Februari dilakukan rehearsal dan run-thru sebagai persiapan Konser VIVA VINA pada 18 Februari ’06 di Plenary Hall – Jakarta Convention Centre.
posted by alfri
Konser Viva Vina 2006
Perayaan Karir Dan Apresiasi Cinta Vina Panduwinata
Bahagia betul rasa hati Vina Panduwinata dalam konser Viva Vina yang sukses digelar sabtu (18/2) di Plenarry Hall, Jakarta. Tampil maksimal dengan membawakan 23 lagu, Vina juga akrab menyapa semua yang hadir, mulai dari sahabat, kerabat sampai ribuan penonton yang memadati venue. Sungguh konser comeback yang menakjubkan.
Musik dalam Konser Viva Vina diarsiteki oleh Addie MS, kekasih hati Vina dalam bermusik. Kolaborasi dua sahabat ini berjalan nyaris sempurna dan intim. Salut buat teteh’ Vina yang sangat komunikatif pada penonton. Sapaan hangatnya mengisi ruang-ruang kosong dalam pergantian lagu.
Kemunculan Vina ditandai dengan lagu Aku Makin Cinta. Vina berjalan dari arah penonton ke panggung sambil sesekali mencium sahabat-sahabatnya yang hadir. Kebahagiaan Vina terpancar disepanjang konser. Saat Vina membawakan single ‘Aku Melangkah Lagi’, venue mulai ramai dengan koor penonton. Hebat ! malam itu cukup banyak anak muda yang datang, dan mereka hapal lagu-lagu Vina.
“ Tuhan memberi izin saya untuk konser dari 25 tahun saya berkarir, “ tutur Vina pada sekitar lima ribu penonton. “ ini adalah Impian saya, kedekatan, dan lewat musik, bernyanyi kita bisa menjadi satu, “ Imbuh Vina dalam Konferensi persnya. Ibu satu anak ini dengan ramah meng’absen’ sahabat-sahabatnya mulai dari Bob Tutupolly, Guruh Soekarnoputra, Titik Puspa, Oddie Agam, Dodo Zakaria dan Bens Leo. Enggak Cuma mereka, teman-teman pencipta lagu hitsnya juga disapa dengan hangat. Seneng deh punya sahabat kayak teteh Vina.
Meski ‘ribet’ mengabsen, namun Vina dapat menjaga kualitas vokalnya. Di lagu kelima, Vina membawakan single trademark nya, Burung Camar. Venue kembali riuh, Suasana menghangat kembali. Serangkaian single kondang di masanya pun dibawakan dengan aransemen segar gubahan Addie MS dan Twillite Orchestranya.
“ Eh kamu nyamber aja, “ “ Udah kenceng, salah lagi, “, , “ Penonton maaf ya, yang difestival ini berisik, tapi kalo enggak gitu enggak rame kan, “ itu sebagian sapaan hangat Vina pada penonton. Semua mengalir manis dan tulus. ‘Kericuhan’ muncul saat Ilham, keponakan Vina, ‘ngerecokin’ lagu Surat Cinta dengan irama rock. Seger banget ! Cuma sayang versi asli lagu itu tidak diampilkan lagi, kurang gimana gitu.
Ibu satu anak ini membawa ‘pasukan cilik’ dalam lagu Kumpul Bocah. Single gubahan Dodo Zakaria ini mulanya berlirik nakal, namun segera diminta koreksi oleh Vina. Penasaran ? ah nyesel kan enggak nonton. Bicara anak, Vina mendedikasikan lagu ‘Anakku’ untuk semua anak di dunia ini. Dengan lembut ia membawakan lagu itu sambil menatap mesra putranya, Vitto.
Enggak Cuma teman sezaman aja yang diundang. 3 Diva juga hadir di konser Vina. Suatu kehormatan besar juga, Anggun dan Sheila Majid hadir secara khusus untuk menapresiasi karya sahabatnya ini. Sungguh malam persahabatan yang indah.
Pada ‘Begitulah Cinta’, Vina mengajak Sheila Majid dan Harvey Malaiholo bernyanyi bersama. Hasilnya ? mantap. ‘Didadaku Ada Kamu’, wah versi teteh Vina lebih oke, mature, dan keren. Di lagu ke 16, fiuuh konser udah berjalan dua jam, Vina mengganti kostumnya yang didesain oleh Anne Avantie. Jujur aja, ‘Kebaya Romanum’ ala Anne bener-bener fantastic dan memancarkan aura bintang seorang Vina Panduwinata.
Venue belum mendingin meski malam beranjak larut. Single ‘Dia’ membangunkan penonton kembali dan menggelitik lidah untuk ikut bernyanyi. Puncaknya, WOW, menutup konser dan menggoreskan kenangan manis bagi penonton yang hadir malam itu. Applouse meriah, gelak tawa, kegembiraan dimana-mana.
Total 24 lagu dibawakan nyaris sempurna oleh Vina Panduwinata. Kendala sound di awal konser bisa dimaklumi, tidak menjadi cacat. Konser ini menandai 25 tahun Vina berkarya dan wujud apresiasi cinta terhadap semua orang yang menyayangi si ‘Burung Camar’. Vina cinta kita semua, begitupula sebaliknya. Ah, ‘ternyata aku makin cinta, cinta sama kamu, hanya kamu seorang kasihku’. Viva Vina !
( also published on www.kafegaul.com)
Konser Kedua 2008
Ini reportase dari Denny Sakrie :
NAMA ACARA : KONSER VINA PANDUWINATA
ARTIS : VINA PANDUWINATA
PENDUKUNG : TWILITE ORCHESTRA,MAYA HASAN,AFGAN DAN RUMPIES
TEMPAT : PLENNARY HALL,JCC
TANGGAL : 17 MEI 2008
PRODUKSI : MERAH PUTIH PRODUCTIONS
Vina Panduwinata kembali melanjutkan konser tunggal berskala besar di Plennary Hall Jakarta setelah dua tahun silam ditempat yang sama dia menggelar "Viva Vina".Sebetulnya nyaris tak ada perbedaan yang mencolok antara konser "Viva Vina" dan yang baru saja digelar Sabtu 17 mei kemarin.Addie MS dan Twilie Orchestra yang didukung 40 pieces pemusik mengawal performa penyanyi bernama Dewi Sastaviyana ini.Juga menampilkan beberapa guest star,mulai dari harpist Maya Hasan hingga reuni Rumpies (Atiek CB,Trie Utami,Malyda, Vina) dan pendatang baru Afgan yang menguak industri musik pop dengan gaya quiet storm-nya,
Memang deretan bintang tamu tidak seheboh dulu.Bahkan komposer yang turut andil dalam pembuatan album Vina selama ini hanya terlihat beberapa orang saja seperti Adjie Soetama,Guruh Soeklarno Putera maupun Ria Prawiro.
Konser Vina kali ini terasa berbeda pada penyusunan repertoar yang lebih cenderung ke zona private collections .Vina berani menyanyikan lagu-lagunya yang tidak hits.Yang mungkin hanya dikenal oleh die-hard fans saja.
Lagu lagu non-hits namun tetap enak untuk disimak antara lain adalah lagu "Duniaku Tersenyum" ciptaan Bagoes AA dari album "Citra Ceria" (Jackson Record 1984),
Juga dari album "Citra Pesona" (1983) seperti "Masih Adakah Ceria" (Johannes Purba) dan "Maaf" (Titiek Hamzah),"Si Bogel" (Dodo Zakaria) dari album "Cium Pipiku" (Harpa 1987), serta dua lagu Vina di era 2000-an dengan lirik yang mendalam yaitu "Senyum Untuk Tuhan" (Ria Prawiro) dari album "Bawa Daku" (Sony Music 2001) dan "Pelangi Rindu" (Dodo Zakaria) dari album "Kau Selalu Di Hati" (Blackboard 2000).
Lagu yang disebut terakhir memang sangat dalam,karena lagu ini ditulis oleh almarhum Dodo Zakaria untuk puteri tunggalnya Vanya yang harus berpisah dengannya karena perceraiannya dengan Dian Mayasari.Dan Vina menampilkan interpretasi dan ekspresi luar biasa pada lagu ini.Kemampuan Vina menjiwai lagu memang teruji pada lagu lagu seperti "Maaf" yang ditulis Titiek Hamzah.
Sebagian penonton memang terbengong dengan beberapa lagu yang dinyanyikan Vina semisal lagu "Cinta Cinta Cinta" karya Adjie Soetama yang pernah dibawakan Vina pada album "Adjie Soetama dan Rekan" (Granada Record 1991)
Kemampuan lain yang pantas dicatat adalah ketika Vina harus berduet dengan penyanyi lain baik pria maupun wanita.Itu telah dibuktikan dalam perjalanan karir musiknya .Kita masih ingat ketika Vina berduet dengan Broery Pesolima,Ikang Fawzy,Chrisye, Iwan Fals,Harvey Malaiholo,Yockie Soerjoprajogo, Dodo Zakaria,Fariz RM dan banyak lagi.Juga ketika berkolaborasi dengan Bimbo,Suara Persaudaraan maupun saat tergabung dengan Rumpies bersama Malyda Sudradjat,Trie Utami dan Atiek CB.
Dalam konsernya Sabtu malam Vina pun berhasil berduet dengan penyanyi pendatang baru berusia 18 tahun Afgan lewat lagu "Begitulah Cinta" karya Oddie Agam yang pernah menjadi finalis Festival Lagu Pop Indonesia 1988 dan "Bahasa Cinta" yang dulu dinyanyikan duet bersama almarhum Broery Pesolima.
Vina pun berduet secara vrtual dengan almarhum Chrisye dalam lagu "Kisah Insani" yang pernah dilakukannya pada album Chrisye "Sendiri" (1985).Meskipun bukan sesuatu yang baru,namun duet Vina-Chrisye di Plennary Hall kemarin tetap berbuah aplause dari penonton.
Sayangnya,ketika tampil bersama Rumpies terjadi gangguan yang sangat mengusik ritme acara dengan tak berfungsinya 3 mikrophone yang dipegang Atiek CB,Malyda dan Trie Utami disaat menyanyikan lagu "Kalau Kau" dan "Nggak Jelas".Untunglah Vina mampu mengatasi krisis ini dengan berceloteh .Dan celotehan Vina ini alhasil dijadikan tameng untuk menutupi gangguan teknis yang kerap terjadi.Tercatat beberapa kali vakuum yang kemudian diisi dengan celotehan Vina.Vina ,untungnya,sangat menguasai panggung.Dia tampil sangat cair.Walapun jujur,sebetulnya cairnya gaya Vina menjembatani jeda antar lagu terkadang bagaikan es krim yang terlalu cair dan akhirnya menjadi lelehan yang terasa belepotan.
Tapi toh,penonton tetap tak beranjak dari kursi menyimak penampilan Vina.Ini membuktikan bahwa sebagian penonton Vina adalah penggemar Vina da;am arti sesungguhnya.
Bahkan ketika Vina menyudahi konsernya dengan lagu bernuansa samba "Cinta Indonesia" karya Guruh Soekarno Putera,penonton masih belum beranjak jua.Mereka masih mengharapkan munculnya encore sebagaimana lazimnya sebuah konser musik pop .Tapi encore pun tak muncul muncul juga.
SETLIST
1.Overture (Wow,September Ceria dan Apa Kabar)
2.Logika (Oddie Agam) 1987
3.Rintangan (Tito Sumarsono/Pancasila wan) 1984
4.Masih Adakah Ceria (Johannes Purba) 1983
5.Dia (Randi Anwar) 1984
6.Cinta Cinta Cinta (Adjie Soetama) 1991
7.Senyum Untuk Tuhan (Ria Prawiro) 2001
8,Surat Cinta (Oddie Agam) 1987
9.Si Bogel (Dodo Zakaria) 1987
10.Wow (Oddie Agam) 1989
11.Pelangi Rindu (Dodo Zakaria) 2000
12.Kisah Insani(Chrisye, Eros Djarot/Iman RN ) 1985
13.Duniaku Tersenyum (Bagoes AA) 1984
14.Kalau Kau (Erwin Badudu & Deddy Dhukun) 1989
15.Nggak Jelas (Mus Mujiono & Deddy Dhukun) 1989
16.Nurleila (Sam Bobo & Deddy Dhukun) 1989
17.Biru (Dian Pramana Poetra & Deddy Dhukun) 1987
18.Begitulah Cinta (Oddie Agam) 1988
19.Cium Pipiku (Adjie Soetama) 1987
20.Maaf (Titik Hamzah) 1983
21.Didadaku Ada Kamu (Dodo Zakaria) 1984
22.Aku Makin Cinta (Loka Manya) 1995
23.Cinta Indonesia (Guruh Soekarno Putera) 1984
Metamorfosis
Vina On The Stage
Vina Panduwinata, Jangan Sebut Aku Diva
Di dunia tarik suara, siapa yang tak kenal Vina Panduwinata? "Si Burung Camar" ini mampu mempertahankan karir hingga lintas generasi. Setiap penyanyi, akan merasa bangga jika lagunya dibawakan oleh Mama Ina, sapaan akrab Vina.Ada banyak hal yang menarik di balik wajahnya yang teduh dan suaranya yang merdu. Saat di atas panggung, kualitas suara Vina tidak perlu diragukan. Namun, saat menuruni tangga panggung, Vina ingin menjadi diri sendiri. Persoalan dikagumi sebagai diva, baginya bukanlah sebuah kebanggaan. Bahkan Mama Ina dikenal sebagai orang yang ramah menyapa, dan tak segan berbagi pengalaman panggungnya.
KapanLagi.com berkesempatan berbincang di belakang panggung, sesaat setelah Mama Ina turun dari panggung dan dielu-elukan penggemarnya. Di dalam ruang make up Teater Tanah Airku, TMII, Selasa 22/6, Mama Ina tersenyum ramah menyambut kami. Duduknya santai tanpa sepatu dan bersebelahan dengan KapanLagi.com. Ini dia petikan wawancara kami dengan "Si Burung Camar":
- Lagu favorit?
SEMPURNA -nya Andra and The BackBone. Menurut aku lagu itu liriknya dan lagunya itu sendiri bagus. Plus-plusnya suaranya bagus banget, jadi membuat kita ingin mengikuti. Karena penyanyi itu ujung tombak. Bagaimana membuat orang yang mendengar jadi ingin mendengarkan semua lagunya sampai habis.
- Sebagai ujung tombak, selalu jadi perhatian? Vokalis band bermasalah?
Ujung tombak itu untuk urusan lagu nyanyi. Bukan pribadi. Apa yang terjadi secara pribadi, dalam hidup kita memang harus mempertanggungjawabkan yang kita lakukan. Kalau misalnya kita lepas dari rel memang kita harus terima resikonya. Tapi itu terlepas dari kehidupan pribadi. Sangat tidak bijak jika kita menghubungkan dengan profesi mereka. Profesi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan dan keahlian khusus yang harus dipelajari. Sangat tidak berhubungan dengan kehidupan pribadi. Mau penyanyi, politisi atau apalah buat saya tidak baik menghubungkan prestasinya dengan pribadinya.
Misalnya saya lagi di panggung, orang tahu saya Vina Panduwinata yang penyanyi. Tapi saat turun panggung ya aku ini Vina yang mamanya Vito. Vina yang temennya siap, ada kotakan sendiri. Menurut saya kadang kita tidak bijak mencampurkan perjalanan hidup seseorang dengan kehidupan pribadi. Seorang raja atau presiden tidak mungkin luput dari kesalahan.
- Saat Di3Va konser membawakan lagu TERNYATA AKU MAKIN CINTA kenapa menangis?
Karena saat itu aku tahunya mereka mau nyanyi lagu LOGIKA. Nah, setelah lagu LOGIKA mereka menambah lagu. Langsung terasa ada getaran. Aku tahu lagu itu didedikasikan untuk aku. Wujud kejujuran seseorang, dan aku merasakan kasih sayang mereka sama aku lewat lagu itu. Getaran itu langsung terasa karena saat nyanyi mereka tunjukkan banget bahwa lagu itu buat aku. Bayangkan kalau kita nonton konser, dan langsung tahu lagu itu untuk aku.
- Pertanyaan paling banyak?
Kenapa bisa bertahan sampai sekarang? 75 persen pertanyaannya itu.
Jawabannya?
Kita nggak bisa menciptakan kesempatan. Itu Tuhan yang kasih, dan kalau aku dikasih kesempatan Tuhan, aku selalu berusaha memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya. Dan satu lagi sama yang muda tetaplah berkasih sayang.
KapanLagi.com - Oleh: Puput Puji Lestari
Vina Panduwinata Berkarya hingga Ajal Tiba
SEMANGAT tinggi dan tidak mau kalah. Itulah yang dipegang Vina dalam setiap langkahnya di dunia musik selama ini. Wanita yang akrab disapa Mama Ina ini berusaha terus membuktikan diri. Semangat layaknya wanita usia 25 tahunan terlihat saat INDOPOS berbincang dengannya. Ditemui di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, belum lama ini, penyanyi kelahiran Bogor, 6 Agustus 1959 itu mengaku, hari-harinya cukup padat saat ini.
Kegiatan baik yang bersifat off air maupun yang on air masih tetap dilakoninya setiap hari. “Sampai saat ini aku masih berkarya. Masih banyak yang bisa aku kerjakan. Walau pun nggak mengeluarkan album, kan masih banyak off air atau private show,”ujarnya dengan semangat tinggi.
Sebagai manusia biasa, pemilik nama asli lengkap Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata menyadari, dirinya harus bersaing dengan usia untuk tetap tampil prima. Namun, sebelum Tuhan memanggil, dia akan terus berkarya di dunia musik yang telah membesarkan namanya. “Sampai kapan pun, selama aku masih dibutuhkan dan masih bisa bekerja, aku akan tetap berkarya seperti biasa,” tegasnya. Vina menyebutkan, pengalaman membuat dirinya semakin matang seperti saat ini.
Sebagai anak seorang diplomat (R Panduwinata, Red), dia banyak mendapatkan gemblengan dan tantangan yang tidak mudah. Dia juga harus menempuh jalan berliku ketika pertama kali menapakkan kakinya di dunia hiburan. “Setiap perjalanan hidup dan karir pasti ada manis dan pahitnya. Tapi semua mama lewati dengan tenang. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, “ ujarnya. Dia mengisahkan bagaimana dirinya harus nongkrong sepanjang hari di salah satu stasiun televisi dan radio untuk mempromosikan album perdananya.
Dengan semangat tinggi, Vina muda akhirnya bisa melaluinya dengan baik. “Aku promo sendiri sampai harus nongkrong di salah satu stasiun televisi dan radio,” ceritanya. Setiap manusia pasti memiliki pengalaman pahit. Namun, jika pengalaman itu bisa ditelaah dengan baik dan ikhlas, pasti kesulitan tersebut bisa dikenang dan menjadi pengalaman indah. “Kesulitan pasti ada tapi masih bisa diatasi dalam batas yang wajar. Asal kita yakin, kita pasti bisa. Jangan jadikan kesulitan itu sebagai beban, anggap itu jalan yang harus kita lalui.
Itu bisa dijadikan cerita indah,” tukasnya. Karenanya, ketika menemui banyak lika-liku ketika menapakkan kakinya di dunia musik dirinya terima dengan lapang dada. Sebab musik sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak pertama kali mempromosikan albumnya seorang diri. “Musik sudah menjadi bagian hidup aku, sudah menjadi hobi. Kalau nggak kita lakukan kayaknya ada yang kurang. Karena aku jadi penyanyi, bukan aku ingin pekerjaan itu. Tapi aku mencari kenikmatan batin. Kalau lagi show ada orang minta lagu, tapi tidak bisa aku penuhi karena waktunya habis, aku jadi sedih,”paparnya.
Bahkan, ketika pelantun tembang Surat Cinta itu memutuskan menikah dengan Boy Haryanto Joedo Soembono pada 26 November 1986 dan dikarunia anak, Joedo Harvianto Kartiko, karirnya di dunia hiburan justru semakin menanjak. Tahun 1990-an, Vina tetap populer di dunia musik lewat beberapa tembang lagunya seperti, Rasa Sayang Itu Ada (1991). Tahun 1992 keluar lagi single Mutiara yang Hilang . Setelah malang melintang di dunia musik dan menelurkan belasan album, Vina memutuskan menggelar konser tunggal bertajuk Viva Vina 18 pada Februari 2006 lalu.
Dalam konser yang dihadiri sejumlah musisi seperti Guruh Soekarnoputra, Idris Sardi, Titiek Puspa dan diva Malaysia, Sheila Majid hampir semua pencipta lagu-lagu Vina berkumpul. Di antaranya Oddie Agama, Ramdy Anwar, Aminoto Kosim, James F Sundah, Deddy Dhukun, Adjie Soetama, dan Fariz RM. Sukses konser tunggal, dia kembali mengeluarkan album The Best yang berisi lagu-lagu hits dari 1981-2006. Dalam album ini, Vina memilih lagu berjudul Sejujurnya sebagai single albumnya.
Perjalanan panjang bermusik Vina makin lengkap saat Anugrah Musik Indonesia (AMI) memberi penghargaan Lifetime Achievement 2006. Vina mendapatkan penghargaan tersebut atas dedikasi dan prestasinya sepanjang hidupnya yang diperuntukkan untuk dunia musik. ”Aku selalu bersyukur atas apa yang telah aku capai. Aku sangat berterima kasih kepada semua orang yang sampai saat ini masih selalu setia mendukung aku,” tegasnya. (ash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar