Berikut Surat Untuk Libby ( Sedih banget ) !! Kisah Nyata
yang di dapat dari salah satu forum lokal yang ada di indonesia, simak
aj dan baca dari awal sob ... ikutin dan baca dengan baik coz ini surat
bagus banget :)
Dear, Libby
Apa kabar Libby ? Akhir-akhir
ini ayah kangen dan ingat terus sama Libby, apalagi di negara kita saat
ini sedang berjangkit penyakit demam berdarah. Virus yang mengantarkan
Libby menghadap Tuhan YME.
Ayah ingat hampir satu tahun
yang lalu. Sejak hari Sabtu tgl 19 April 2003, Libby sudah mengeluh
kurang enak badan, ayah langsung membawa Libby ke dokter specialis Libby
di Mall Ambassador hari itu juga untuk mendapatkan perawatan. Dokter
waktu itu menyatakan bahwa Libby sakit radang tenggorokan.
Walaupun sudah agak membaik,
hari Senin 21 April 2003 Libby tidak sekolah dulu agar bisa beristirahat
dan lagipula besok Libby akan perform ballet untuk pertama kalinya.
Ketika ayah pulang kantor, Libby sangat excited untuk segera perform
ballet besok harinya. Ayah juga ingat Libby tunjukkan semua costum yang
telah dimiliki. Kamu memang sangat-sangat menyenangi ballet. “Ayah lihat
Libby perform besok kan ?” tanya Libby pada ayah, yang ayah langsung
jawab iya.
Keesokan harinya tanggal 22
April 2003, Ayah sengaja mengambil cuti agar bisa leluasa hadir ke
performance ballet Libby yang pertama. Pk 6.15 Ayah mengantarkan Libby
sekolah, sepanjang perjalanan Libby terus berbicara mengenai performance
ballet (suatu ritual yang hampir setiap hari ayah jalani bersama Libby
ketika Libby sudah mulai TK di Lab.School Rawamangun). Karena hari itu
cuti, ayah pun bisa menjemput Libby ketika pulang sekolah pk 11.30,
Libby sangat senang ayah jemput karena tidak biasa-biasanya ayah bisa
jemput kamu. Dalam perjalanan pulang Libby bertanya sama ayah, “Ayah,
siapa Kartini itu?” lalu ayah jawab “Kartini itu seorang putri yang
berjasa pada kaum wanita makanya diperingati sebagai hari Kartini”.
Kemudian Libby bertanya lagi “kok putri tidak pakai baju Cinderella”
(Libby tahunya gambaran Putri adalah seperti yang digambarkan dalam
karakter Disney).
Ayah berusaha menjawab semua
pertanyaan Libby dengan sebaik mungkin. Bahkan sampai pada pertanyaan
“Kartini itu sudah meninggal ya ayah?”, ayah jawab iya. Libby masih
terus memborbardir ayah dengan pertanyaan, “Kalau Libby mau diperingati
harus meninggal dulu ya yah? Ayah agak bingung juga menjawabnya, namun
akhirnya ayah jawab “tidak perlu karena ada juga yang masih hidup sudah
diperingati” .
Pertanyaan itu tadinya hampir
tidak ada artinya kecuali contoh lain dari curiosity kamu yang sangat
tinggi, namun belakangan ayah mulai menyadari bahwa mungkin ini adalah
firasat tepat seminggu sebelum kepulangan kamu ke Tuhan YME.
Ketika perform ballet, ayah
ingat Libby kelihatan masih lemas, belum lagi beberapa teman kamu tidak
menari dengan baik sehingga secara keseluruhan penampilannya tidak
terlalu menggembirakan. Kamu yang sangat perfectionist kelihatan sangat
kecewa dengan penampilan kelompokmu yang kurang kompak.
Ketika pulang, Libby kelihatan
agak murung, ayah terus menerus berusaha untuk menghibur Libby dengan
mengatakan bahwa performance- mu cukup baik. Tapi tidak dapat ditutupi
bahwa Libby kecewa sekali. Hari Kamis malam, Libby panas lagi sampai 40
derajat. Tanggal 25 April 2003, Libby ulang tahun yang ke-5, kamu masih
sakit sehingga tidak masuk sekolah. Ayah dan Mommy kembali membawa kamu
ke dokter, dokter mengatakan bahwa jika sampai Senin belum turun juga
panasnya, Senin harus diambil darah.
Tanggal 26 April 2003, Libby
merayakan pesta ulang tahun yang ke-5 di McDonald Arion. Libby sudah
mulai turun panasnya hanya masih kelihatan lemas. Pesta ini adalah
permintaan pertama Libby karena biasanya ulangtahunmu hanya dirayakan di
sekolah dengan membawa kue ulang tahun saja. Entah kenapa Libby
menginginkan pesta di McDonald lengkap dengan badut-nya. Ayah minta maaf
sama Libby karena terlambat mengurusnya, badut yang diminta kamu tidak
bisa hadir di pesta, ayah tidak tahu bahwa McD tidak memperbolehkan
badut dari luar.
Libby kelihatan kecewa dengan
ketidakhadiran badut itu karena ternyata kamu sudah bercerita pada
teman-temanmu bahwa di pestanya akan ada badut teletubies (Ayah
sangat-sangat menyesal tidak bisa memenuhi permintaan Libby, maafin ayah
ya Liv…).
Libby ngomong, “badutnya nggak
bisa datang ya, yah? Gimana ya nanti Libby dibilang pembohong sama
teman-teman. Tapi nggak apa-apalah teman-teman pasti ngerti”. Libby
adalah seorang yang sangat patuh terhadap janji, kamu tidak mau
mengecewakan orang lain.
Pulang dari pesta Libby
kelihatan sakit lagi, ayah mencoba untuk menghibur kamu dengan melakukan
kompres dan lain-lain, panas kamu tidak turun-turun, hadiah yang banyak
pun hampir-hampir tidak kamu sentuh, hanya saja ada percakapan kita
yang ayah masih sangat ingat. Libby ingat nggak ketika ayah tanya “Liv,
uang yang dari nini kan banyak, mau dibeliin apa sama Libby, beliin
mainan ya!?” Libby malah bilang sama ayah “Ayah, mainan Libby udah
banyak sekali…bahkan sebagian mau Libby kasiin ke orang miskin, kasihan
kan mereka nggak punya mainan… Libby mau kirim bunga yang banyak sekali
untuk nini..Nini pasti seneng…”
Ayah kaget denger jawaban Libby
tapi sama sekali tidak menyangka apa-apa..belakangan ayah baru sadar ini
adalah tanda-tandamu yang lain karena waktu sebelum pemakaman ternyata
rumah nini tempat kamu disemayamkan dipenuhi oleh bunga-bunga yang
bersimpati sama kita.
Libby ingat nggak hari Minggu
ayah dan Mommy bawa Libby ke rumah sakit Bunda untuk diambil darah
karena ayah tidak mau nunggu lagi sampai hari Senin. Ayah ingat Libby
minta ayam A&W dan minuman Fruity strawberry, ayah seneng sekali
Libby minta makan karena sudah dua hari ke belakang Libby susah makan.
Libby nggak pernah mengeluh sakit perut cuma mengeluh pusing saja dan
mual.
Besoknya mommy membawa hasil
test darah ke dokter lagi, trombosit kamu masih 149.000. Kata dokter
Libby terkena gejala Thypus dan disarankan untuk istirahat dan banyak
minum. Sore harinya panas Libby sudah mulai turun, ayah senang sekali
pada saat itu, bahkan ayah telepon ke Bandung untuk memberi tahu bahwa
Libby sudah turun panasnya, cuma pada saat itu Libby masih sangat lemas
dan masih muntah.
Ayah pikir Libby sudah
mendingan. Malamnya ternyata Libby terus mengigau dalam tidur, ayah,
mommy dan uti nggak berhenti berdoa, kita putuskan untuk membawa kamu ke
dokter lagi first thing in the morning. Sama sekali tidak terbersit
dalam pikiran ayah bahwa Libby mungkin sudah mulai didekati oleh
malaikat. Panas kamu sudah turun sekali ke 36 derajat.
Keesokan harinya Libby dianter
sama mommy dan uti ke dokter lagi, di dokter menurut mommy trombosit
kamu sudah turun ke 59.000 dan langsung diperintahkan untuk masuk rumah
sakit. Mommy membawa kamu ke RS Mitra Jatinegara karena kata dokter,
disana PICU (ICU anak-anak) nya cukup baik.
Kata Mommy, dalam perjalanan ke
RS, kamu masih minta mie dan pisang. Mommy ingat di dalam mobil Libby
ngomong, “Ma, kok orang-orang itu tidurnya aneh ya?” Mommy nggak bisa
jawab cuma bilang, “Libby kuat ya….” sampai di rumah sakit Libby sudah
nggak sadar, ketika ditaruh di bed gawat darurat, Libby langsung kejang
dan pergi untuk selamanya sebelum dokter sempat melakukan pertolongan
apa-apa.
Ayah minta maaf ya Liv nggak
bisa nememin kamu pulang ke rumah kamu di surga. Ayah ngerasa bodoh
sekali malah ikut meeting di kantor ketika kamu sedang berjuang dengan
maut. Tapi memang jalannya sudah harus begitu, ayah rela Libby pulang ke
rumah pemilik Libby karena ayah hanya diberi kesempatan untuk merawat
Libby selama tepat lima tahun.
Mommy sekarang sedang hamil
lagi, Adelle sudah mulai cerewet, maunya sekarang pake baju punya Libby
terus. Kemarin-kemarin dia terus berbicara mengenai kamu, Libby datang
ke mimpinya Adelle ya?? Ya udah dulu ya Liv, ayah harus kerja dulu. Ayah
mau buat surat buat teman-teman ayah biar mereka belajar dari
pengalaman kita.
Cium sayang
Ayahmu: Dicky
sumber: Cerita ini disiarkan Radio Delta dan juga dimuat di beberapa tabloid Ibu Kota.
Surat ini dibuat oleh seorang ayah untuk anaknya yg sudah meninggal dan bukan rekayasa
Di publikasi ulang oleh indomultimedia yang bersumber dari : IndoForum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar